jam

Minggu, 06 November 2011

menghindari konflik

Hindari Konflik, Jangan Terpancing SMS 'Gelap'
Ardhi Suryadhi - detikinet



Ilustrasi (Ist.)
<a href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=a3fae22b&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=45&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=a3fae22b' border='0' alt='' /></a>
Jakarta - Untuk menghindari konflik horisontal dan memancing kepanikan, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) menghimbau agar jika masyarakat menerima pesan SMS atau BBM yang berisi konten sensitif, tidak dengan mudah menyebarkannya kepada orang lain.

Menurut Heru Sutadi, anggota Komite BRTI, pesan-pesan sensitif tersebut lebih sering menjurus sebagai pesan 'gelap', yang tidak diketahui siapa sumber aslinya. Sehingga masyarakat jangan mudah terperdaya, perlu dipastikan dulu informasi yang diterima valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

"Mem-forward SMS atau pesan di BlackBerry Messenger (BBM) yang hanya memancing emosi masyarakat, tentu ujungnya akan merugikan kita semua," tukas Heru kepada detikINET, Rabu (14/9/2011).

Untuk penyebaran dengan SMS penelusuran memang dapat dilakukan, namun masih terkendala untuk broadcast message melalui pesan instan seperti BBM.

Selain penyebaran SMS yang bertujuan menggalang amuk massa, masyarakat juga diimbau harus secara cerdas menyikapi pesan-pesan penipuan yang mengiming-imingi hadiah. Padahal ujungnya hanya menipu saja.

"PR BRTI adalah masalah registrasi pra bayar yang belum begitu sukses, namun hal itu juga dikarenakan kita belum mempunyai nomor identitas nasional yang dapat dipakai sebagai data referensi. E-KTP juga sebenarnya bagus, tapi sekarang juga masih ada kendala," pungkas Heru.

Peringatan BRTI ini menyusul pergolakan yang terjadi di Ambon beberapa waktu lalu. Dimana lantaran kabar yang simpang siur, massa menjadi lebih mudah terprovokasi dan memicu aksi kerusuhan.

penyebab konflik papua

2 Penyebab Konflik Papua Versi Menteri Pertahanan
Headline
Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro - inilah.com/dok
Oleh: Singgih Soares
Nasional - Kamis, 3 November 2011 | 16:32 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro menyatakan ada dua hal yang menyebabkan terjadinya konflik di PT Freeport Indonesia, Timika, Papua selama ini.

Kata Purnomo, kedua masalah tersebut yakni, masalah mogok kerja dan penambangan liar (illegal mining). Pemogokkan kerja yang dilakukan sebagian karyawan PT Freeport, menurutnya menjadi penyebab konflik walaupun itu masalah perusahaan.

"Itu masalah antara manajemen dengan karyawan. Jadi tuntutan dan apa yang telah diinginkan Freeport itu perbedaannya cukup jauh," terangnya saat membuka rapat terbuka di Kementerian Pertahanan, Kamis (3/11/11).

Sedangkan terkait dengan penambangan liar hal tersebut biasanya terjadi di mil 34 sampai 39. "Makanya tidak heran kalau ada aksi penembakan dan aksi kekerasan terjadi di mil 34 dan 39. Karena memang di situ banyak terjadi operasi illegal mining," kata dia.

"Dan dilakukan karena memang sistem pengolahan yang dilakukan PT Freeport pada saat ini masih menyisakan banyak residu (sisa hasil pengolahan) yang bisa diambil oleh masyarakat. Keuntungannya sangat besar," tambahnya.

Purnomo mengatakan telah memperoleh informasi bahwa pemerintah daerah setempat sudah melakukan penanganan-penanganan intensif agar masalah tersebut tidak berlarut lama. "Mudah-mudahan bisa menyelesaikan masalah ini." [mvi]

Rabu, 02 November 2011

konflik karyawan dgn perusahaan

Konflik Karyawan dengan Perusahaan 
dprdkutaikartanegara.go.id - 14/03/2006 10:46 WITA

Perselisihan antara karyawan dengan manajemen perusahaan tempatnya bekerja kerap kali terjadi. Keinginan pihak perusahaan yang tidak sejalan dengan keadaan karyawan seringkali menjadi pemicu, begitu pun sebaliknya.

Besarnya peranan seorang karyawan dalam suatu perusahaan, maka sudah selayaknya setiap perusahaan dapat memberikan jaminan yang layak bagi karyawannya. Baik itu dalam keselamatan kerja maupun dalam pengupahan. Situasi keterbukaan dan kenyamanan kerja menjadi motivasi sehingga dapat semakin mengembangkan keberadaan perusahaan tersebut.

Namun dalam pelaksanaannya konflik antar keduanya seringkali terjadi. Komunikasi sebagai pemecahan jalan terbaik bagi keduanya sulit terlaksana. �Dalam setiap harinya kami selalu menerima pengaduan dari karyawan,� papar Panut perwakilan dari Dinas tenaga kerja Kukar. Sebagian besar delik pengaduan berupa jam lembur dan sistem pembayaran yang tidak tepat waktu dari perusahaan. Namun dengan memfasilitasi pertemuan antar keduanya, yaitu pihak karyawan dan pihak manajemen perusahaan biasanya setiap permasalahan dapat diatasi. �Permasalahan yang masuk dapat diselesaikan dengan jalan damai, dengan kesepakatan bersama yang saling menguntungkan,� katanya.

Namun untuk kasus yang menimpa Minarsih dan Hengky Syam sedikit berbeda. Keduanya mengadukan nasibnya pada Komisi I DPRD, karena menganggap menerima perlakuan yang tidak adil dari perusahaan tempatnya bekerja. Mereka merupakan karyawan PT Kayan Putra Utama Coal, yang telah bekerja sejak tahun 2000 lalu dan bertugas sebagai juru masak. Namun sejak bulan Agustus tahun lalu mereka dimutasikan dari mess Separi I ke mess Separi II. Karena jarak keduanya jauh maka mereka menolak untuk dipindah dan memilih berhenti bekerja. Dengan meminta pesangon dan sisa pembayaran gaji serta uang lembur yang menjadi hak mereka.

Pihak perusahaan tidak dapat menerima begitu saja, karena menganggap keduanya telah mengkir dari kerjaannya. Dengan alasan ketidakdisiplinan sehingga perlu dibina lebih lanjut. �Sebelum mengambil keputusan, terlebih dahulu kami melakukan pembinaan,� kata Erwan Agim Direktur PT Kayan Putra. Dengan alasan bahwa masalah kedisiplinan tidak dapat ditolerir maka perusahaan tidak dapat memenuhi sesuai yang diminta keduanya. Selain itu nilai nominal yang diminta dianggap sangat berlebihan.

Permasalahan ini menjadi panjang dan rumit ketika keduanya saling melaporkan pada pihak yang berwenang. Sampai akhirnya masalah ini mendapat putusan P4D (Penyelesaian Perselisihan Permasalahan Perburuhan Daerah) dari propinsi. Namun belum menghasilkan karena keduanya akan meneruskan ketingkat pusat, karena belum mendapatkan keputusan yang sesuai dengan yang diharapkan.

Ketidak sepahaman antar keduanya yang terus berlarut-larut. Maka Komisi I DPRD bersama manajemen perusahaan, Pengadilan Negeri, kepolisian dan Dinas Tenaga Kerja Kukar memfasilitasi pertemuan antar karyawan dan perusahaan untuk dapat diselesaikan secara kekeluargaan. �Keduanya memiliki itikat baik untuk dapat menyelesaikan dengan musyawarah,� kata Martin Apuy. Maka mengambil jalan tengah yang terbaik bagi keduanya masih terbuka lebar.

Akhirnya penantian panjang Minarsih dan Hengky Syam telah berakhir. Setelah lebih dari delapan bulan berjuang untuk mendapatkan haknya, kesepakatan perdamaian antar keduanya telah disepakati. Tuntutan berupa ganti rugi pesangon, kekurangan gaji dan upah lembur yang diminta dapat dipenuhi perusahaan.

Walaupun tidak sebesar tuntutan semula, namun dengan dipenuhinya hak mereka sebesar Rp 14 juta untuk masing-masing karyawan. Kesepakatan ini membuat lega kedua belah pihak, PT PT Kayan Putra dengan karyawannya Minarsih dan Hengky. �Kami menerima kesepakatan ini, pada dasarnya kami ingin menempuh upaya damai,� papar Minarsih. (pwt)
 

konflik dalam perusahaan

KONFLIK DALAM PERUSAHAAN

            Perusahaan manapun pasti pernah mengalami konflik internal.  Mulai dari tingkat individu, kelompok, sampai unit. .Mulai dari derajat dan lingkup konflik yang kecil sampai yang besar. Yang relatif kecil seperti masalah adu mulut tentang pribadi antarkaryawan, sampai yang relatif besar seperti beda pandangan tentang strategi bisnis di kalangan manajemen.  Contoh lainnya dari konflik yang relatif besar yakni antara karyawan dan manajemen.  Secara kasat mata kita bisa ikuti berita sehari-hari di berbagai media. Disitu tampak konflik dalam bentuk demonstrasi dan pemogokan.  Apakah hal itu karena tuntutan besarnya kompensasi, kesejahteraan, keadilan promosi karir, ataukah karena tuntutan hak asasi manusia karyawan.
         Konflik itu sendiri merupakan proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif atau akan segera mempengaruhi secara negatif. Faktor-faktor kondisi konflik (Robbins, Sthepen ,2003, Perilaku Organisasi):
·        Harus dirasakan oleh pihak terkait
·        Merupakan masalah persepsi
·        Ada oposisi atau ketidakcocokan tujuan, perbedaan dalam penafsiran fakta, ketidaksepakatan pada pengharapan perilaku
·        Interaksi negatif-bersilangan
·        Ada peringkat konflik dari kekerasan sampai lunak.
          Menurut Baden Eunson (Conflict Management, 2007,diadaptasi), terdapat beragam jenis konflik:
·        Konflik vertikal yang terjadi antara tingkat hirarki,seperti antara manajemen puncak dan manajemen menengah, manajemen menengah dan penyelia, dan penyelia dan subordinasi. Bentuk konflik bisa berupa bagaimana mengalokasi sumberdaya secara optimum, mendeskripsikan tujuan, pencapaian kinerja organisasi, manajemen kompensasi dan karir.
·        Konflik Horisontal, yang terjadi di antara orang-orang yang bekerja pada tingkat hirarki yang sama di dalam perusahaan. Contoh bentuk konflik ini adalah tentang perumusan tujuan yang tidak cocok, tentang alokasi dan efisiensi penggunaan sumberdaya, dan pemasaran.

konflik band

Menampilkan kesemua 4 kiriman.
  • Band adalah salah satu organisasi kecil yang mempunyai struktur yang sederhana. Biasanya sebuah band terdiri dari producer, manager, dan personil band itu sendiri. Sebuah band tidak gampang terbentuk karena dalam membentuk sebuah band tidak hanya cukup dengan sebuah skill(keahlian) dalam bermain musik saja, tetapi yang lebih diutamakan adalah kepribadian orangnya, prinsip dan rasa kebersamaan dari orang itu sendiri. Dalam perjalanan 3 tahun membentuk sebuah band "DERATO" tidak sedikit masalah-masalah yang dihadapi.Salah satu contoh masalah yang paling berat dari perjalanan DERATO sampai sekarang ini adalah ketika salah satu personil hengkang. Berawal dari perbedaan prinsip antar personil..“Bagaimana nanti kalau salah satu dari mereka keluar dari band?”
    sekitar 7 bulan yang lalu · Laporkan
  • InsyaAlllah...
    sekitar 4 bulan yang lalu · Laporkan
  • tambahan: band adalah terbentuk atas dasar komitemen! bukan sekedar gontok-gontokan semata, yang hanya mengedepankan ego personal atas dasar apapun. tapi lebih kepada sesuatu kumpulan yang menjelma menjadi sebuah keluarga yang harmonis. keterbukaan dan saling memberi yang terbaik bagi yang terbaik untuk semua. apabila salah satu keluar/hengkang berarti ada kematian dalam sebuah keluarga tersebut dan kata harmonis menjadi omongkosong!

    konsekwensinya untuk saat ini bagi aku, derato adalah mimpi aku. dan bila mana mimpi itu jauh.. ya apa mau dikata?? namun aku mempunyai hidup yang harus diperjuangkan, tentu saja aku harus berbuat sesuatu agar terus melangkah demi hidupku kedepan... dan tentang mimpiku biarlah berlalu... aku tidak mungkin hidup dialam mimpi untuk terus bermimpi... ketika mimpi itu terus menjauh... so no more say.., only.. sorry brad... see u goodbye..
    sekitar 3 bulan yang lalu · Laporkan
  • ini bukan media untuk mengeksplor kekesalan dan kemarahan.. bicarakan secara 6 mata
    sekitar 2 bulan yang lalu · Laporkan

konlik agama


Konflik Agama Timbul Karena Umat Tak Toleran

Jumat, 20 Mei 2011 18:16 WIB | 1662 Views


Sesepuh Ponpes Salafy KH Muhtadi Dimyati sedang berjalan menenangkan ribuan massa usai istigosah menjelang sidang kasus penyerangan warga Ahmadiyah Cikeusik di Pengadilan Negeri Serang, Banten. (ANTARA/Asep Fathulrahman)
Berita Terkait
Jakarta (ANTARA News) - Pembantu Deputi Bidang Politik Nasional Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Brigjen (Pol) Manahan Daulay mengatakan ketiadaan toleransi beragama adalah penyebab menyuburnya konflik mengatasnamakan agama di Indonesia seperti kasus penusukan pendeta KHBP di Cikeuting, Bekasi dan penyerangan Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang.
"Kunci kerukunan antar umat beragama terletak pada toleransi," kata Manahan pada seminar dan deklarasi Majelis Sunni Syiah Indonesia (MUHSIN) di Masjid Akbar, Kemayoran, Jakarta, Jumat (20/5).
Dia mengkhawatirkan konflik beragama yang tidak bisa dicegah akan membuat perbedaan antarwarga beragama menjadi kian dalam sehingga menggangu kestabilan negara.
Untuk mengatasinya, Manahan menekankan empat pilar yang harus dipegang teguh antara lain pendekatan berbasis empat hal yaitu Bhineka Tunggal Ika, musyawarah untuk mufakat, hukum, dan persatuan dan kesatuan.
"Setiap masalah bisa diselesaikan dengan dialog dan menghormati perbedaan. Jika kita ribut terus maka pembangunan nasional akan terhambat," katanya.
Duta Besar Iran untuk Indonesia Mahmoud Farazandeh yang turut menghadiri seminar ini mengamini pendapat Manahan.  "Agama bukanlah alasan perbedaan pendapat, tapi agama mengajarkan kita rasa saling mengerti dan memahami masalah."  (*)
Adam

konlik agama


Konflik Agama Timbul Karena Umat Tak Toleran

Jumat, 20 Mei 2011 18:16 WIB | 1662 Views
Sesepuh Ponpes Salafy KH Muhtadi Dimyati sedang berjalan menenangkan ribuan massa usai istigosah menjelang sidang kasus penyerangan warga Ahmadiyah Cikeusik di Pengadilan Negeri Serang, Banten. (ANTARA/Asep Fathulrahman)
Berita Terkait
Jakarta (ANTARA News) - Pembantu Deputi Bidang Politik Nasional Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Brigjen (Pol) Manahan Daulay mengatakan ketiadaan toleransi beragama adalah penyebab menyuburnya konflik mengatasnamakan agama di Indonesia seperti kasus penusukan pendeta KHBP di Cikeuting, Bekasi dan penyerangan Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang.
"Kunci kerukunan antar umat beragama terletak pada toleransi," kata Manahan pada seminar dan deklarasi Majelis Sunni Syiah Indonesia (MUHSIN) di Masjid Akbar, Kemayoran, Jakarta, Jumat (20/5).
Dia mengkhawatirkan konflik beragama yang tidak bisa dicegah akan membuat perbedaan antarwarga beragama menjadi kian dalam sehingga menggangu kestabilan negara.
Untuk mengatasinya, Manahan menekankan empat pilar yang harus dipegang teguh antara lain pendekatan berbasis empat hal yaitu Bhineka Tunggal Ika, musyawarah untuk mufakat, hukum, dan persatuan dan kesatuan.
"Setiap masalah bisa diselesaikan dengan dialog dan menghormati perbedaan. Jika kita ribut terus maka pembangunan nasional akan terhambat," katanya.
Duta Besar Iran untuk Indonesia Mahmoud Farazandeh yang turut menghadiri seminar ini mengamini pendapat Manahan.  "Agama bukanlah alasan perbedaan pendapat, tapi agama mengajarkan kita rasa saling mengerti dan memahami masalah."  (*)
Adam

pnya gw

My Blog List

Pengikut

link teman

LINK TEMAN

link yessi

Search