1. Sinopsis Isu
Peranan golongan remaja tidak dinafikan kerana mereka merupakan waris yang akan menentukan hala tuju masa depan. Mereka mempunyai pengaruh besar terhadap keadaan sosial, politik dan ekonomi. Merekalah yang akan memegang tampuk pentadbiran, penggerak ekonomi dan pembangun generasi.
Namun dalam pada itu kita tidak putus-putus dibebani dengan masalah sosial remaja yang semakin hari semakin meruncing. Masyarakat dikejutkan dengan pelbagai paparan secara terbuka baik di media elektronik, media cetak mahupun di Internet. Masalah sosial, keruntuhan akhlak dan kemerosotan disiplin amat membimbangkan kerana ia turut mengundang pelbagai implikasi yang boleh meruntuhkan kestabilan negara dalam usaha melahirkan masyarakat produktif dan berdaya maju.
Sebelum ini kita dikejutkan dengan masalah bohsia, bohjan, pelacuran dan seks bebas dan penyalahgunaan dadah. Masalah menjadi lebih gawat apabila kita dikejutkan dengan tindakan ganas pelajar sehingga menyebabkan kematian dan kecederaan serius kepada si mangsa. Isu ini menimbulkan pelbagai persoalan dalam merungkai punca keadaan itu.
Anak-anak, khasnya remaja pada abad ke-21 ini terdedah dengan pelbagai bentuk pengaruh. Dalam dunia yang disebut sebagai"borderless world" ini banyak menyuntik unsur-unsur yang positif mahu pun yang negatif. Anak-anak lebih mudah tertawan dengan program yang membunuh sahsiah berbanding program yang menghidupkan peribadinya (Hassan Mohd Ali,1977)
Secara tidak langsung, ini memberi tamparan yang hebat kepada ibu bapa. Ibu bapa harus dapat membimbing individu mengenali diri sendiri sebagai insan dalam alam sosial.
Masalah berkaitan sosial remaja banyak berpunca daripada hubungan antara ibu bapa dengan remaja itu sendiri. Sejumlah besar remaja menyalahkan ibu bapa. Sebagaimana petikan akhbar berjudul "Ayah Sibuk, Remaja Liar" Harian Metro, 1 Ogos 2001, "Keluarga Terbiar, Remaja Jadi Liar" Harian Metro, 6 September 2001 dan "Jenayah Rogol Juvana Salah Siapa?" Utusan Malaysia, 23 Julai 2001. Kesibukan urusan kerja menyebabkan kekurangan agihan masa. Kasih sayang yang mereka harapkan diganti dengan kemewahan dan wang ringgit.
Ibu bapa pula menafikan kenyataan ini dan menyalahkan pihak lain sama ada disebabkan faktor ego dengan kedudukan mereka atau persepsi mereka terhadap golongan remaja yang dikatogerikan sebagai golongan yang masih mentah.
Bagaimanapun tugas tersebut nampaknya telah diserahkan bulat-bulat kepada pembantu rumah atau pihak sekolah. Dengan berbuat demikian mereka berharap akhlak, personaliti dan kendiri anak mereka dapat dibentuk sebaik mungkin. Akibatnya , mereka mengundang gejala sosial di kalangan remaj
jam
Tampilkan postingan dengan label isu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label isu. Tampilkan semua postingan
Kamis, 08 Desember 2011
Langganan:
Postingan (Atom)
My Blog List
Halaman
My Labels
- aksi nasional (1)
- alexa pada blog (1)
- alternatif (1)
- ambon (1)
- aremania (1)
- asumsi mendasar keamanan (1)
- bentuk konflik (1)
- bonek (1)
- daftar isi (1)
- dampak (1)
- dampak positif (1)
- faktor penyebab konflik (1)
- guru (1)
- hasil menejemen konflik (1)
- hindari konflik pemilu (1)
- israel-palestina (1)
- isu (1)
- kamboja (1)
- kekerasan (1)
- komnas ham (1)
- konflik (2)
- konflik aceh (1)
- konflik agama (2)
- konflik agraria (1)
- konflik band (1)
- konflik guru (1)
- konflik israel (1)
- konflik maluku (1)
- konflik mesuji (1)
- konflik papua (2)
- Konflik Pertanahan (1)
- konflik perusahaan (2)
- konflik politik (1)
- konflik poso (1)
- konflik sosial (1)
- kurt lewin (1)
- lembaga (1)
- masalah masyarakat (1)
- masyarakat (1)
- mencairkan konflik (1)
- menghindari konflik (1)
- negara arab (1)
- pangkalan militer (1)
- pengendalian manajemen konflik (1)
- pengertian konflik (2)
- penyebab konflik papua (1)
- permasalahan (1)
- perubahan iklim (1)
- poso (1)
- potensi konflik (1)
- Problem Gagalnya Negara (1)
- pssi (1)
- recent post berjalan (1)
- RUU Penanganan Konflik Sosial (1)
- sengketa lahan (1)
- upaya mengatasi konflik (1)